ANTARA “ORANG KASAR” DAN “BERUANG”: Sebuah Perbandingan Drama Satu Babak

Cak Yo’


Pengantar

Beberapa hari lalu sebuah grup teater di Bekasi mengundang saya  untuk  hadir dalam pementasan drama, “Orang Kasar", saduran WS Rendra dari karya Anton Chekhov, "The Bear" (Beruang). Saya tidak bisa menghadirinya karena bersamaan dengan tugas ke Bandung. Tapi, drama ini menarik seperti terlihat dari jejak pementasannya di mana-mana, mulai dari Eropa sampai Indonesia. Di Indonesia, Sanggar Kemanusiaan (SARKEM) mementaskan drama, “Orang Kasar” pada tahun 2013 dengan tajuk “Pentas JOGLOSEMAR” (Yogyakarta-Solo- Semarang) [Lihat https://www.caknun. com/ 2013/ orang-kasar-pentas-teater-3- kota-joglosemar/].  Drama ini juga dipentaskan di Denpasar-Bali dalam rangka Ulang Tahun Kota Denpasar ke-232. Dipentaskan oleh Teater Sadewa di Gedung Dharma Negara pada 27 Februari 2020 [https://www. infodenpasar.id/ news-drama-orang-kasar-ditampilkan-dalam-ulang-tahun-kota-denpasar -ke-232/index.html]. Pada 6 Juli 2022, grup Teater Ngaos dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) juga mementaskan lakon, “Orang Kasar” [https://www.antarafoto. com/id/view/1715853-pementasan-teater- orang-kasar]. Dan mungkin banyak lagi pementasan lainnya. 

"Orang Kasar" adalah sebuah drama yang ditulis oleh Anton Chekhov, yang merupakan salah satu karya penting dalam kanon sastra Rusia. Versi terjemahan atau saduran dari drama ini oleh W.S. Rendra—seorang dramawan dan penyair terkenal dari Indonesia—mungkin membawa nuansa baru pada teks asli dengan penyesuaian yang sesuai dengan konteks lokal. 

W.S. Rendra dikenal karena kemampuannya dalam menerjemahkan dan mengadaptasi karya sastra klasik ke dalam konteks budaya Indonesia. Dalam terjemahan atau saduran "Orang Kasar," Rendra mungkin menyesuaikan dialog dan konteks untuk lebih relevan dengan audiens Indonesia. Pendekatannya bisa jadi memberikan nuansa lokal sambil tetap mempertahankan esensi dan pesan dari teks asli Chekhov. Adaptasi oleh Rendra biasanya tidak hanya sekadar terjemahan, tetapi juga penyesuaian yang menyentuh konteks sosial dan budaya Indonesia. Ini bisa mencakup perubahan dalam dialog, setting, atau bahkan modifikasi dalam karakter-karakter untuk mencerminkan realitas dan nilai-nilai lokal.

Drama, “Orang Kasar” dalam versi aslinya, “The Bear” atau "The Boor" pertama kali dipentaskan pada 28 Oktober 1888 di Teater Korsh, Moskow, dan segera meraih kesuksesan (Lihat Pavlovich, Anton. The Complete Plays. W W Norton & Co Inc, 2007). Selama hidup Chekhov, drama ini terus menghasilkan royalti dan secara konsisten dipentaskan di berbagai panggung, baik profesional maupun amatir, di seluruh dunia. Meskipun Chekhov sering meremehkan karyanya, ia mengakui kesuksesan "The Bear" dengan berkata bahwa ia berhasil menulis sebuah vaudeville yang, karena kekonyolannya, mendapat sambutan yang mengejutkan.

Pengarang: Anton Chekhov

Dalam artikel yang dimuat Encyclopaedia Britanica, “Anton Chekhov” oleh Ronald Francis Hingley dijelaskan bahwa Anton Chekhov, lahir pada 29 Januari 1860 di Taganrog, Rusia, dan meninggal pada 14/15 Juli 1904 di Badenweiler, Jerman, adalah seorang penulis drama dan cerpen modern Rusia yang terkenal. Karya-karya Chekhov, yang dikenal dengan ketepatannya dalam menggali motif tersembunyi di balik permukaan kehidupan sehari-hari, sering kali menghindari alur cerita yang rumit atau solusi yang mudah. Ia lebih memilih untuk menciptakan atmosfer yang khas, sering kali terasa menghantui atau puitis, dan dikenal dengan prinsip "senjata Chekhov," yang mengharuskan setiap elemen dalam cerita berfungsi penting dalam alur cerita. Prinsip ini sering dijelaskan dengan menggunakan senjata sebagai contoh, menekankan betapa pentingnya setiap detail dalam narasi.

Masa kecil Chekhov dipenuhi tantangan. Ayahnya, seorang pedagang kelontong yang miskin dan terlahir sebagai budak, memaksa Chekhov bekerja di tokonya dan bergabung dengan paduan suara gereja yang dipimpinnya. Meskipun masa kecil Chekhov sulit, pengalaman ini memberikan material yang kaya untuk karya-karyanya di kemudian hari. Chekhov menerima pendidikan di gimnaziya dan kemudian melanjutkan studi kedokteran di Moskow, di mana ia juga mendukung keluarganya melalui pekerjaan menulis sketsa komik dan jurnalis. Pada 1884, ia lulus sebagai dokter, tetapi pada saat yang sama mulai dikenal sebagai penulis yang produktif.

Karier sastra Chekhov mengalami perkembangan signifikan selama awal 20-an, dimulai dengan terbitnya cerita panjang "Steppe" pada tahun 1888. Cerita ini menandai pergeseran dari fiksi komik ke bentuk penulisan yang lebih serius. Meskipun Chekhov sering menggunakan unsur humor dalam karya-karyanya, penekanan pada kualitas narasi dan pengurangan jumlah publikasi menandai peralihan ini. Karyanya seperti "A Dreary Story" dan drama "Ivanov" mencerminkan eksplorasi mendalam terhadap keadaan manusia dan ketidakbahagiaan. Selama periode ini, Chekhov juga menjalani ekspedisi ke Sakhalin, yang menghasilkan tesis penelitian berharga tentang kondisi kehidupan di pulau tersebut.

Pada periode Yalta, Chekhov mengalami penurunan produksi cerita pendek dan lebih fokus pada drama. Dua karya terakhirnya, "Tiga Saudari" (1901) dan "Kebun Ceri" (1904), menjadi tonggak penting dalam drama modern. Meskipun Chekhov ingin karyanya dipentaskan dengan sentuhan ringan, pementasan sering kali terlalu menekankan aspek tragedi. Chekhov meninggal kurang dari enam bulan setelah pemutaran perdana "Kebun Ceri," dan meskipun ia dihargai di Rusia saat itu, karyanya baru dikenal secara internasional setelah Perang Dunia I melalui terjemahan dan publikasi yang lebih luas. Karya-karya Chekhov, baik dalam drama maupun cerita pendek, dianggap sebagai pencapaian besar dalam sastra karena pendekatannya yang halus dan mendalam terhadap karakter dan tema.

Drama singkatnya, “The Bear” ditulis pada tahun 1888, adalah sebuah komedi satu babak yang memikat. Drama ini, yang awalnya didedikasikan kepada Nikolai Nikolaevich Solovtsov—teman masa kecil Chekhov serta sutradara dan aktor pertama yang memerankan karakter Smirnov—menghadirkan humor yang tajam melalui situasi yang konyol dan karakter yang berwarna. Cerita ini menggambarkan pertengkaran yang lucu antara tokoh-tokoh utamanya, dan menjadi salah satu contoh khas dari gaya Chekhov dalam memadukan komedi dengan penggambaran karakter yang hidup dan konflik yang menghibur.

Sinopsis dan Pesan Drama “The Bear” (Beruang)

 "The Bear: A Joke in One Act" mengeksplorasi tema cinta, peran gender, dan absurditas ekspektasi sosial dengan cara yang penuh humor. Cerita ini mengkritik norma sosial yang kaku dengan menunjukkan bagaimana emosi dapat berubah dengan cepat dari kemarahan dan kesedihan menjadi cinta. Dalam drama ini, Chekhov menyoroti dinamika kompleks antara pria dan wanita serta menyoroti bahwa cinta sering kali muncul di tempat yang tidak terduga, bahkan di tengah-tengah konflik yang intens.

Dalam drama ini, Elena Ivanovna Popova sedang berduka atas kematian suaminya dan berjanji untuk setia padanya meskipun dia telah meninggal. Pelayannya, Luka, mencoba meyakinkannya untuk mengurus harta warisannya, tetapi Elena menolak. Kedatangan Grigory Stepanovitch Smirnov, yang datang untuk menagih utang dari mendiang suami Elena, memicu pertengkaran sengit. Smirnov, yang awalnya marah karena utang yang belum dibayar, akhirnya terlibat dalam debat yang mengarah pada pertarungan duel dengan Elena.

Selama pertengkaran mereka, Grigory mulai menyadari ketertarikan yang mendalam terhadap Elena. Meskipun Elena awalnya menolak, Grigory akhirnya menyatakan cintanya kepadanya. Elena, yang pada awalnya terkejut, akhirnya menerima perasaan Grigory setelah mengalami transformasi emosional. Kedua karakter ini menyadari bahwa cinta mereka berkembang dari situasi yang penuh konflik dan kemarahan, menunjukkan bahwa perasaan cinta dapat tumbuh di luar harapan konvensional.

Drama ini, meskipun disajikan sebagai komedi, menyampaikan pesan serius tentang pentingnya hidup dan mencintai di luar batas-batas konvensi sosial yang membatasi. Chekhov mengkritik bagaimana kepatuhan terhadap norma sosial yang kaku dapat menghalangi kebahagiaan dan cinta sejati. Melalui humor dan situasi yang absurd, drama ini menggarisbawahi bahwa emosi dan hubungan manusia sering kali lebih kuat daripada ekspektasi sosial yang membatasi.

"Beruang" menggarisbawahi bagaimana kehidupan dapat hancur akibat terlalu fokus pada tugas dan kehormatan yang berlebihan. Pesan utamanya adalah pentingnya hidup dan mencintai daripada terjebak dalam upaya memenuhi standar perilaku yang ketat dan mengekang. Chekhov menunjukkan bahwa kebahagiaan dan cinta dapat mengatasi kesedihan, dan tema lain yang muncul adalah kegembiraan serta awal yang baru. Elena Popova, yang masih berduka setelah kehilangan suaminya, mengurung diri di rumah selama tujuh bulan. Kehidupannya yang tertutup terganggu oleh kedatangan Grigory Smirnov, yang menuntut pembayaran utang dari mendiang suaminya. Smirnov menolak untuk pergi meskipun Elena meminta waktu dua hari, dan perdebatan mereka memanas hingga Smirnov menantang Elena untuk berduel. Selama perseteruan tersebut, Smirnov mulai jatuh cinta pada Elena karena kegigihan dan keberaniannya.

Chekhov juga menggambarkan kepura-puraan sosial dalam masyarakat Rusia Tsar, di mana etiket yang ketat sering kali menutupi jati diri seseorang. Smirnov, yang awalnya hanya berfokus pada urusan bisnis, ternyata memiliki perasaan mendalam terhadap Elena yang tidak diungkapkannya karena konvensi sosial. Elena sendiri, yang merasa tertekan oleh tuntutan sosial, akhirnya mengabaikan sumpahnya untuk setia pada suaminya demi mengikuti emosi yang berkembang. Melalui pertukaran ini, Chekhov menunjukkan bahwa mengikuti emosi dan cinta sering kali membawa pada kebahagiaan dan pemulihan daripada terjebak dalam norma-norma sosial yang mengekang.

"The Bear" menonjolkan bakat Chekhov dalam menciptakan situasi yang penuh ketegangan namun tetap lucu. Komedi ini tidak hanya menyajikan pertentangan antara dua karakter yang sangat berbeda—Helena yang lembut dan penuh duka serta Smirnov yang kasar dan keras kepala—tetapi juga menggambarkan bagaimana karakter-karakter ini saling berinteraksi dalam situasi yang penuh tekanan.

Dialog dalam drama ini sangat tajam dan berisi sindiran yang mencerminkan ketegangan sosial dan pribadi. Tchekhov menggunakan humor untuk mengungkapkan ketidakadilan dan kekonyolan dalam perilaku manusia. Helena dan Smirnov, meskipun memiliki sifat yang sangat berbeda, menunjukkan betapa absurdnya reaksi manusia terhadap tekanan dan ketidakberdayaan mereka.

Sinopsis dan Pesan Drama “Orang Kasar” 

"The Bear" yang disadur oleh WS Rendra dengan judul, "Orang Kasar" menyajikan lakon dengan pelaku: Nyonya Martopo, Seorang janda muda, dulunya adalah kekasih seorang pemilik tanah; Baitul Bilal, Pemilik perkebunan yang terdesak untuk mendapatkan uang; Mandor Darmo, Asisten Nyonya Martopo; dan Tiga Orang Pekerja: mengisi latar dan aktivitas di kebun. 

"Orang Kasar"  berlatar di daerah perkebunan kopi di Jawa Timur pada masa kini, dengan pengaturan yang mencerminkan kemewahan dan keindahan daerah tersebut.

Jalan cerita "Orang Kasar" dimulai dengan Nyonya Martopo yang sedang larut dalam kesedihan mendalam, mengenang suaminya yang sudah meninggal. Ia mengurung diri di rumah dan menghindari dunia luar. Mandor Darmo mencoba untuk membujuknya agar keluar dan menikmati hidup, namun Nyonya Martopo tetap pada pendiriannya untuk hidup dalam kesedihan dan berduka.

Konflik utama muncul ketika Baitul Bilal, seorang pemilik perkebunan yang juga teman almarhum suami Nyonya Martopo, datang untuk menagih utang yang belum dibayar. Bilal terdesak karena utangnya harus dilunasi segera, namun Nyonya Martopo tidak bisa membayar karena uangnya tidak tersedia saat itu. Bilal yang frustasi menunjukkan ketidakpedulian terhadap rasa duka Nyonya dan mengancam untuk tetap tinggal di rumahnya hingga utangnya dibayar.

Drama ini menggambarkan ketegangan antara kebutuhan finansial dan kesetiaan pribadi. Nyonya Martopo menunjukkan dedikasinya yang ekstrem terhadap kenangan suaminya, meski itu berarti mengabaikan kewajiban finansial. Sementara itu, Bilal, yang merasa terjepit oleh situasi finansialnya, semakin marah dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap duka Nyonya.

Dialog ini menggambarkan sebuah pertemuan antara Bilal, seorang pria desa yang kasar namun emosional, dan Nyonya Martopo, seorang wanita dari kalangan atas yang angkuh. Konfrontasi mereka dimulai ketika Bilal menuntut pembayaran bunga, tetapi situasi cepat berubah menjadi pertengkaran sengit yang mengungkapkan kemarahan dan kebencian kedua belah pihak terhadap satu sama lain. Bilal mengungkapkan ketidakpuasan dan kekesalannya terhadap wanita secara umum, sementara Nyonya Martopo merespons dengan kemarahan dan kebanggaan, membela kesetiaan dan pengorbanannya terhadap suaminya yang telah meninggal. 

Pertentangan ini memuncak menjadi ancaman duel dengan senapan angin, yang pada akhirnya mengungkapkan kedalaman perasaan Bilal yang sebenarnya. Meski ia mengungkapkan cinta dengan penuh kekaguman, Nyonya Martopo tampaknya tidak bisa memaafkan atau merespons dengan serius. Keduanya terjebak dalam permainan emosional dan egois, menunjukkan betapa rumit dan destruktifnya hubungan mereka. Akhirnya, Bilal merasa tertekan dan bersimpati, sementara Nyonya Martopo menolak untuk menunjukkan kelemahan, meskipun emosinya tampak jelas. Dialog ini menyoroti ketegangan antara perasaan pribadi dan ekspektasi sosial, serta kerumitan dalam interaksi antara pria dan wanita.

Dengan demikian, "Orang Kasar" adalah sebuah drama yang menggambarkan pertentangan antara duka pribadi dan kebutuhan praktis dalam konteks sosial yang lebih luas. Dengan karakter yang kuat dan situasi yang mendalam, drama ini mengeksplorasi bagaimana manusia menghadapi kehilangan, tanggung jawab, dan tuntutan sosial dengan cara yang sangat berbeda.

Perbandingan “The Bear” dan “Orang Kasar"

Drama "Orang Kasar" oleh W.S. Rendra adalah saduran dari karya asli Anton Chekhov yang berjudul "The Bear". Keduanya berbagi tema dasar yang sama tetapi diekspresikan dengan cara yang berbeda karena perbedaan konteks budaya, sosial, dan gaya penulisan masing-masing penulis. Berikut adalah perbandingan antara kedua drama ini:

1. Tema dan Plot

"The Bear" oleh Anton Chekhov, menyoroti tema cinta, kebanggaan, dan pertentangan sosial. Plotnya berfokus pada konfrontasi antara seorang wanita yang marah dan seorang pria kasar. Nyonya Popova, seorang janda muda yang bersedih hati dan dikhianati oleh suaminya, bertemu dengan Smirnov, seorang pemilik tanah yang kasar dan menuntut pembayaran utang. Ketika Smirnov mengancam untuk menembak Nyonya Popova, keduanya berakhir terlibat dalam sebuah duel yang kemudian berubah menjadi cinta yang tidak terduga. Adapun plot drama ini menceritakan konflik yang berkembang antara dua karakter utama yang awalnya saling membenci tetapi akhirnya saling jatuh cinta melalui proses konfrontasi yang penuh emosi dan ketegangan.

"Orang Kasar" oleh W.S. Rendra mempertahankan tema dasar tentang cinta dan pertentangan, tetapi ia mengadaptasinya dengan cara yang lebih mengarah pada kritik sosial dan budaya. Drama ini juga mengeksplorasi ketidaksenangan Bilal terhadap wanita secara umum dan ketidakpuasannya terhadap hubungan antar gender, sementara Nyonya Martopo mempertahankan sikap angkuh dan kesombongannya. Sedangkan plotnya, Rendra mengubah situasi dan dialog untuk mencerminkan budaya lokal, dengan penekanan pada konfrontasi yang lebih keras dan emosional antara Bilal dan Nyonya Martopo, di mana pertentangan mereka tidak hanya berujung pada pertarungan fisik tetapi juga pernyataan dan pengakuan perasaan yang mendalam.

 2. Gaya dan Penampilan

"The Bear" oleh Anton Chekhov menggunakan gaya humor halus dan ironis dalam dramanya. Dialognya sering kali mengandung kecerdasan dan sindiran, dengan fokus pada pengembangan karakter yang mendalam dan konflik yang terjalin secara alami. Adapun penampilannya, dalam "The Bear," situasi yang tampaknya konyol atau dramatis berubah menjadi kesadaran emosional yang mendalam, dengan fokus pada karakter-karakter yang sangat dipengaruhi oleh situasi sosial dan pribadi mereka.

Orang Kasar" oleh W.S. Rendra dikenal dengan gaya teaternya yang revolusioner dan ekspresif, mengadaptasi dialog dan situasi dengan bahasa yang lebih kasar dan langsung. Karya ini mencerminkan realitas sosial dan budaya yang lebih kontemporer, sering kali dengan sindiran tajam dan kritik terhadap kebiasaan masyarakat. Adapun, penampilannya, "Orang Kasar" memanfaatkan bahasa dan perilaku yang lebih eksplisit dan terbelah antara emosi dan kekasaran, dengan penekanan pada interaksi yang lebih konfrontatif dan penggambaran yang lebih mencolok dari konflik sosial dan budaya.

3. Karakterisasi

"The Bear" oleh Anton Chekhov karakter-karakternya digambarkan dengan kedalaman psikologis yang halus. Nyonya Popova adalah seorang wanita yang kehilangan suaminya dan bertekad untuk tetap setia, sementara Smirnov adalah pria kasar tetapi dengan sisi kemanusiaan yang tersisa. Interaksi mereka memperlihatkan perubahan karakter yang lambat namun menyentuh. 

Dalam versi Rendra, karakter Bilal digambarkan lebih agresif dan emosional, dengan penekanan pada ketidakpuasan dan kritik terhadap wanita secara umum. Nyonya Martopo, sementara itu, digambarkan dengan kebanggaan dan kemarahan yang lebih eksplisit, mencerminkan budaya dan sikap sosial yang lebih luas. Penekanan pada karakter-karakter ini memberikan dimensi yang lebih luas terhadap ketegangan sosial dan pribadi.

Secara keseluruhan, meskipun "Orang Kasar" dan "The Bear" berbagi kerangka cerita dan tema dasar yang sama, Rendra membawa adaptasi ini ke dalam konteks lokal dengan pendekatan yang lebih tegas dan kritis, sementara Chekhov menekankan humor dan pengembangan karakter dalam konteks sosial Rusia pada masanya.

Kesimpulan

Drama Anton Chekhov "The Bear" dan adaptasi oleh W.S. Rendra yang berjudul "Orang Kasar" adalah contoh menarik dari bagaimana karya sastra klasik dapat diadaptasi untuk konteks budaya yang berbeda sambil mempertahankan esensi pesan asli. Keduanya mengangkat tema-tema universal seperti cinta, pertentangan sosial, dan absurditas ekspektasi sosial, tetapi menyajikannya dengan pendekatan yang berbeda.

“The Bear” Chekhov mengemas tema cinta dan konfrontasi sosial dalam sebuah komedi satu babak yang menampilkan interaksi penuh emosi antara dua karakter utama. Plotnya berputar di sekitar pertengkaran antara Nyonya Popova dan Smirnov yang berakhir dengan cinta yang tak terduga. Humor dan konflik emosional menjadi alat untuk mengungkapkan bagaimana perasaan dapat berkembang dari ketegangan dan pertentangan.  "Orang Kasar" Rendra mengadaptasi cerita Chekhov ke dalam konteks sosial dan budaya Indonesia dengan menekankan kritik sosial yang lebih mendalam. Konflik antara Bilal dan Nyonya Martopo menggambarkan ketegangan antara duka pribadi dan kebutuhan finansial, dengan pernyataan dan pengakuan perasaan yang lebih kuat dan emosional, serta kritik terhadap norma sosial yang berlaku.

"The Bear" Chekhov menggunakan gaya humor halus dan ironis, dengan dialog yang cerdas dan karakterisasi yang mendalam. Situasi yang tampaknya konyol sering kali mengarah pada kesadaran emosional yang lebih dalam, dengan fokus pada karakter dan situasi sosial mereka. "Orang Kasar" Rendra dikenal dengan gaya teater ekspresif dan revolusioner, menggunakan bahasa yang lebih kasar dan langsung. Adaptasinya mencerminkan realitas sosial kontemporer dengan sindiran tajam dan kritik terhadap kebiasaan masyarakat, menonjolkan interaksi konfrontatif dan penggambaran yang mencolok dari konflik sosial.

Karakter-karakter “The Bear" Chekhov, Nyonya Popova dan Smirnov, digambarkan dengan kedalaman psikologis yang halus. Perubahan karakter yang lambat tetapi menyentuh menunjukkan bagaimana mereka berkembang dari konflik menuju cinta. Dalam versi Rendra, karakter Bilal dan Nyonya Martopo digambarkan dengan lebih agresif dan emosional, mencerminkan ketidakpuasan dan kritik terhadap norma sosial.Karakter-karakter ini memiliki dimensi yang lebih luas dalam konteks sosial dan budaya Indonesia.

Secara keseluruhan, adaptasi Rendra dari "The Bear" menawarkan pandangan baru dan kritik sosial yang relevan dengan konteks budaya Indonesia, sementara Chekhov menonjolkan humor dan karakterisasi yang mendalam dalam konteks Rusia pada masanya. Kedua versi ini menunjukkan bagaimana tema dan pesan universal dapat diterjemahkan dan disesuaikan dengan konteks lokal, memperkaya pengalaman teater dan sastra secara keseluruhan.


Referensi

1. Chekhov, Anton. The Bear: A Joke in One Act. W W Norton & Co Inc, 2007.

2. Chekhov, Anton. The Boor: a Comedy in One Act: by Anton Tchekoff: Translated by Hilmar Baukhage. New York, Los Angeles, London: Samuel French, 1915.

3. Hingley, Ronald Francis. “Anton Chekhov.” Encyclopaedia Britanica. Encyclopaedia Britanica.

4. Pavlovich, Anton. The Complete Plays. W W Norton & Co Inc, 2007.

5. Cak Nun. “Orang Kasar: Pentas Teater 3 Kota Joglosemar.” Cak Nun, 2013.

6. Infodenpasar. “Drama Orang Kasar Ditampilkan dalam Ulang Tahun Kota Denpasar ke-232.” Infodenpasar, 27 Februari 2020.

7. Antarafoto. “Pementasan Teater Orang Kasar oleh Teater Ngaos.” Antarafoto, 6 Juli 2022.

8. Rendra, W.S. Orang Kasar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zakat dalam Kitab-kitab Fikih dan Tasawuf: Studi Komparatif-Interdisipliner

Ibn 'Arabî sebagai Mujtahid

Islam dari Masa Klasik hingga Masa Modern: Sedikit Ulasan Buku The Venture of Islam