Postingan

SUWUNG

Akan kembali suwung— seperti tak pernah dilahirkan, tak pernah hidup, tak pernah menjejak tanah atau menghirup udara. Tak bertubuh, tak berdarah, tak berdaging, tak bertulang; tak manis, tak pahit, tak asin, tak rasa, tak rupa, tak warna. tak ada berat, tak ada ringan. tak ada tinggi, tak ada rendah. Tiada sedih, tiada gembira, tiada tawa, tiada tangis. Gelap pun lenyap, terang pun tiada. Pengetahuan sirna, kebodohan pun tinggal nama. Tiada gelar, tiada jabatan, tiada yang dimiliki, tiada keluarga, sahabat, teman, musuh. Tiada pencinta, tiada pembenci, tiada pendengki, tiada pengkhianat. Tiada yang dipikirkan, Tiada yang memikirkan. Tiada arah bagi langkah, tiada makna bagi kata, tiada cahaya bagi mata yang terbuka, tiada penuntun bagi hati yang berjalan dalam kabut. Segala janji kehilangan arti, segala doa menggema tanpa tujuan, segala harapan menua dalam kesia-siaan. Hidup berjalan seperti bayangan di dinding retak— meniru bentuk, tapi tak punya wujud. Segala nama sirna. Tiada pelabu...

Dari Nyala Api Akademik ke Ibadah Ilmiah: Spirit, Nilai, dan Peta Jalan Penulisan Tesis Mahasiswa Pascasarjana

Gambar
Yoyo Hambali* Pengantar: Dari Percakapan Medsos ke Kesadaran Akademik Saya selalu berusaha mengikuti perkembangan mahasiswa sarjana dan pascasarjana STEBI Global Mulia, termasuk di grup WhatsApp mereka. Grup itu kadang seperti ruang kecil yang riuh oleh notifikasi, tetapi di sanalah denyut kehidupan akademik kampus terasa paling nyata. Kemarin, dalam perjalanan takziah ke Ciamis—ketika jalan menurun, mendaki, berkelok, dan udara dingin menembus kaca mobil—saya membuka grup mahasiswa pascasarana sekadar ingin tahu. Namun yang saya temukan bukan obrolan ringan, melainkan percakapan serius tentang judul tesis . Ya, mahasiswa semester pertama pascasararjana sudah ramai membicarakan tema penelitian, bahkan sudah menulis banyak judul tesis mereka. Saya tertegun dan terharu. Biasanya, semangat semacam ini baru muncul setelah semester kedua atau bahkan ketiga. Tapi mereka berbeda—antusias, ingin cepat melangkah, dan sudah menatap kemungkinan publikasi di jurnal nasional maupun internasiona...

Humor di Era Awal Islam: Analisis Qur'an, Hadis, dan Kesarjanaan Muslim

Gambar
  Cak Yo Seorang nenek datang kepada Nabi SAW meminta doa agar masuk surga. Nabi menjawab, “Di surga tidak ada orang tua renta seperti engkau,” lalu nenek itu pergi menangis. Nabi kemudian menjelaskan kepadanya bahwa Allah menciptakan penghuni surga dalam keadaan muda (QS Al-Waqi’ah: 35-36). -H.R. al-TirmidhĂ®- Prolog Siang ini, setelah tidur cukup lama dan membiarkan tubuh beristirahat dari kesibukan pagi, aku terbangun dengan perasaan ringan. Di meja masih tergeletak buku Knowledge Triumphant karya Franz Rosenthal yang pagi tadi sempat kubaca dan kutulis ulasannya—sebuah bacaan yang menuntut keseriusan dan kedalaman berpikir. Tapi kali ini, aku ingin sesuatu yang lebih lembut, yang tetap bernilai tapi tidak terlalu berat untuk dicerna di tengah udara hangat menjelang sore. Mataku lalu tertuju pada satu lagi karya Rosenthal: Humor in Early Islam. Judulnya saja sudah membuatku tersenyum kecil. Ada semacam ironi yang menenangkan di sana—seorang sarjana besar yang menulis dengan kedal...

Ketika Pendidikan Kehilangan Arah: Mencari Makna Sekolah dari The End of Education Neil Postman

Gambar
Cak Yo Pengantar: Krisis Makna Pendidikan Modern Beberapa waktu lalu, ketika sedang berselancar di media sosial, sebuah unggahan buku tiba-tiba muncul di beranda Facebook saya. Judulnya membuat saya berhenti sejenak: The End of Education: Redefinisi Nilai-nilai Sekolah—terjemahan bahasa Indonesia dari karya Neil Postman, diterjemahkan oleh Siti Farida dan diterbitkan oleh Octopus pada tahun 2024.  Dorongan ingin tahu membuat saya menelusuri versi aslinya dalam bahasa Inggris, The End of Education: Redefining the Value of School, yang diterbitkan oleh Alfred A. Knopf pada tahun 1995. Saya mengunduhnya, membacanya perlahan, dan dari sanalah tulisan ini bermula. Tentu saya tidak bermaksud menggurui siapa pun; saya hanya ingin berbagi renungan dari apa yang saya baca—sebuah percakapan sunyi antara seorang guru tua dan zaman yang kehilangan arah. Buku ini bukan sekadar kritik terhadap sistem pendidikan, tetapi semacam meditasi intelektual tentang tujuan hidup manusia modern. Postman men...