Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Cermin Jiwa: Menyelami Pesan Abadi Ibn ‘Atā’ Allah al-Iskandarī

Gambar
  Cak Yo Ada sebuah jam yang berdetak lambat di sudut kepala kita. Ia tidak menggantung di dinding, tidak pula bisa ditanya pukul berapa. Ia hanya berbisik: hidup sedang berlangsung, dan setiap detik adalah pintu yang ditutup dari belakang. Orang-orang sibuk menghitung laba-rugi, tetapi jarang sadar bahwa yang paling pasti sedang dicuri dari mereka adalah waktu. Di jalan raya, sebuah bus kota mengangkut puluhan tubuh yang sama-sama asing. Mereka duduk berdekatan, tetapi di kepala masing-masing berputar kesepian yang tak bisa dibagikan. Kita menyangka modernitas memberi kita teman: ribuan nama di gawai, ratusan pesan dalam seminggu. Namun, semakin banyak wajah yang kita lihat, semakin sulit kita menemukan tatapan yang benar-benar melihat. Kota ini seperti panggung sandiwara yang tidak pernah selesai. Semua orang bermain peran, dari seragam tukang parkir hingga jas pejabat. Tapi setiap malam, di depan cermin, topeng itu tak lagi melekat, dan wajah yang asli justru terasa paling a...

STEBI Global Mulia Bahas Masa Depan Filantropi Islam dan Sociopreneurship

Gambar
Bekasi – Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Global Mulia Cikarang menggelar Studium Generale dan Seminar Nasional bertema “Masa Depan Filantropi Islam dan Sociopreneurship”, Sabtu (20/9/2025). Acara ini berlangsung secara hybrid, menggabungkan tatap muka di Aula Gedung E STEBI dengan partisipasi daring melalui Zoom. Tercatat lebih dari 300 peserta dari kalangan mahasiswa baru, mahasiswa lama, alumni, hingga dosen ikut terlibat. Selain mahasiswa S1 Reguler dan Blended Learning, serta calon mahasiswa Program Magister STEBI, hadir pula mahasiswa Entrepreneur Class kerjasama dengan PDM. Bekasi, Miniatur Indonesia Masa Depan Ketua Yayasan Global Insan Mulia, K.H. Teguh Wibowo, S.E., M.Si., M.M. dalam sambutannya menegaskan bahwa Bekasi adalah kawasan industri terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dan menjadi magnet kampus-kampus besar. Namun, ia mengingatkan masih ada paradoks besar: Indonesia kaya sumber daya alam, tetapi belum memberi dampak merata bagi kesejahteraan ...

Cahaya di Beranda YouTube

Gambar
  Cak Yo Saya tidak sedang mencari apa-apa malam ini. Hanya men-scroll layar ponsel seperti kebiasaan banyak orang, membiarkan algoritma menuntun jari ke beranda YouTube. Lalu, seolah tanpa sengaja, muncul seorang perempuan muda sedang melantunkan Al-Qur’an. Suaranya jernih, merdu, dan penuh penghayatan—sampai membuat saya tertegun. Yang mengejutkan: wajahnya tidak seperti wajah perempuan Arab, melainkan bule dengan rambut cokelat terang dan sorot mata kebiruan. Sekilas, saya hampir menolak percaya. Bule tulen, penyanyi pula, tetapi bacaan Qur’annya mengalir begitu fasih. Seperti ada sesuatu yang beresonansi dalam ruang batin, suara itu menembus sekat yang sering kita bayangkan antara "kita" dan "mereka." Saya baru tahu kemudian, ia seorang mualaf: Jennifer Grout, penyanyi Amerika yang pada awalnya hanya jatuh cinta pada musik Arab, lalu tanpa ia rencanakan, menemukan dirinya jatuh ke pelukan Islam. Jennifer Grout,  namanya mulai dikenal ketika tampil di Arabs Got T...

Malam Jumat Bersama Mazhab Frankfurt

Gambar
  Cak Yo Seusai yasinan keluarga, di malam jumat ini, hujan turun gerimis kerap. Perut kenyang oleh hidangan nasi, ikan lele, lalaban dan sambal terasi serta segelas teh manis hangat. Dalam keadaan begitu, mata biasanya sepet dan tubuh minta berlabuh ke kasur. Tapi saya enggan tidur setelah makan, katanya itu bisa mendorong naiknya gula darah. Maka saya duduk di teras rumah, dengan lampu temaram, dan membaca sebuah buku tua filsafat Barat modern: The Frankfurt School: Its History, Theories, and Political Significance karya Rolf Wiggershaus (Polity Press, 1994). Buku setebal hampir delapan ratus halaman ini seolah batu besar dalam sungai, menghalangi arus dan membuat air berputar, melambat, lalu memantul ke arah tak terduga. Sampul edisi pertama buku Rolf Wiggershaus tampak sederhana namun penuh wibawa, terasa berat, seperti sebuah batu nisan akademik. Latar hijau marmer kusam, seakan menegaskan bobot intelektual yang tersimpan di dalamnya. Dua foto hitam-putih menghiasi muka depan—...